Rabu, 11 Agustus 2021

HIDUP BERPENGHARAPAN

 MATERI AJAR
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DAN BUDI PEKERTI
KELAS VIII
Semester 1 Pelajaran 2

  1. Lukas 5:5,"Guru telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga. " 
    Petrus dan Andreas memiliki kemampuan  dan pengalaman dalam menangkap ikan, karena profesi mereka sebagai seorang nelaya. Namun mereka mengalami kegagalan, bahkan tidak dapat menangkap seekor ikan pun dalam semalam. Tuhan memberikan perintah kepada Petrus, dan syukurlah Petrus saat itu menuruti perintah Tuhan. Ia tidak membanggakan kemampuan dan pengetahuan serta pengalamanya sebagai seorang nelayan. Ia bahkan dengan tulus dan rendah hati berkata "...karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Alkitab kemudian mencatat bahwa setelah mereka melakukannya, mereka menangkan sejumlah besar ikan.
  2. Ternyata, Tuhan Yesus dalam menyatakan pekerjaan dan kuasa-Nya dalam diri seseorang tidak membutuhkan pengalaman atau kepandaian orang tersebut. tetapi  ketaatan dan pengharapan akan kuasa Tuhan, sebab tidak ada yang sukar bagi Tuhan, sekalipun itu mustahil bagi manusia.
  3. Pengharapan adalah keyakinan bahwa pada saatnya hal-hal yang baik akan terjadi, cepat atau lambat. Pengharapan itulah yang memungkinkan kita untuk selalu tabah berusaha dan bertekun dalam doa.
  4. Hidup tanpa pengharapan, sangat rapuh, kita akan mudah putus asa dan meratapi diri. Akibatnya, kita tidak akan pernah keluar dari keadaan sulit yang kita alami.
  5. Ketekunan dalam pengarapan akan selalu membuahkan hasil yang baik. Tidak saja bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang lain di sekeliling kita.
  6. Sumber pengharapan kita adalah Tuhan, Tuhan tahu yang terbaik buat diri kita, dan Dia tidak mengecewakan.
  7. Apa makna hidup berpengharapan? Berpengharapan adalah  sikap hidup yang selalu mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan,  bahwa Dia akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Hidup berpengharapan adalah sikap yang optimis, yang relalistis dan bukan hanya bermimpi saja.

Minggu, 01 Agustus 2021

MATERI AJAR PAK KELAS VII SEMESTER GANJIL BAB I

 MATERI  AJAR

Mata Pelajaran          : Pendidikan Agama Kristen
Kelas                           : VII (Tujuh)
Semester /T.Ajaran: Ganjil/ 2016-2017    
AlokasiWaktu : 3x3 jam pel
Indikator  : 
 1.  Menceritakan pengalaman pengampuni dan diampuni
 2.  Menjelaskan arti mengampuni
 3.  Mempraktekan perilaku manusia yang telah diselamatkan  melalui doa permohonan
 4.  Mempraktekkan sikap disiplin dan rendah hati, peduli kepada orang lain

 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     INDAHNYA MENGAMPUNI
Dalam Perjalanan setiap kehidupan kita sebagai manusia tentunya kita sering menjumpai pergesekan-pergesekan entah itu dalam keluarga, lingkungan bermain dan lingkungan sekolah, pergesekan-pergesekan itu bisa saja merusak relasi yang terjadi, tetapi kita harus bisa belajar mengampuni, ketika kita berhasil belajar lihat dan rasakan kedamaian yang telah Tuhan berikan kepada setiap kita. Oleh karena itu mari kita siapkan hati dan pikiran kita untuk belajar mengampuni.
Matius 6:14-15; Kejadian 45:1-14; Matius 18:22-35

Siapa  Nelson Mandela? Ia adalah seorang tokoh pejuang Afrika Selatan yang memperjuangkan keadilan bagi kaum kulit hitam di Afrika Selatan yang ditindas dan diperlakukan secara tidak adil. Demi memperjuangkan nasib kaumnya, ia dipenjara lebih dari 20 tahun. Setelah Nelson Mandela dibebaskan dan memenangkan pemilihan umum di Afrika Selatan dan terpilih sebagai presiden, orang pertama yang diundang untuk makan malam bersamanya adalah kepala penjara. Padahal dalam masa hukumannya, kepala penjara itu banyak merugikan dirinya. Ketika para wartawan mengajukan pertanyaan kepadanya: mengapa Anda memberi prioritas pada kepala penjara yang sering menyakiti Anda? Maka jawab Mandela:”Kamu harus terlebih dahulu mengampuni seseorang yang berada di dekatmu dan paling banyak menyakitimu. Jika kamu mampu melakukannya, kamu dapat mengampuni semua orang yang melakukan kejahatan padamu”. Mengampuni dalam konteks Nelson Mandela adalah membebaskan dirimu dari kebencian dan membiarkan perasaan damai menguasai hatimu.
Mengampuni artinya kita memaafkan seseorang atas kesalahan yang dilakukannya dan tidak mengungkit kesalahan itu lagi. Pada kenyataannya cukup sulit untuk melakukannya. Mengapa? Karena tiap orang memiliki sifat egois atau keakuan yang cenderung menempatkan dirinya sebagai orang yang paling benar sedangkan orang lain selalu menjadi pihak yang salah. Mengapa demikian? Karena kita selalu tergoda untuk hanya melihat ke dalam diri kita saja, kita berpikir dari sudut diri sendiri, dan lupa untuk berpikir dari sudut orang lain. Contohnya, jika terjadi masalah atau pertikaian dengan teman, kita cenderung menyalahkan teman tanpa mau bersusah payah mencari tahu mengapa dia marah pada kita. Padahal kemungkinan ada perbuatan kita yang tidak berkenan baginya.

Pengampunan adalah sebuah keputusan dari hati dan mengampuni tidaklah mengubah masa lalu, melainkan mencerahkan masa depan. Artinya, pengampunan yang diberikan tidak berarti menghapus masa lalu karena semua sudah terjadi. Dengan mengampuni, seseorang dibebaskan dari beban kebencian, dan hati terasa damai. Dengan begitu langkah ke depan menjadi cerah.

Cara mengampuni
1.      Berdoa: hal yang terutama ialah membawa pengampunan itu kepada Allah, biar Tuhan yang bekerja dan memimpin setiap kehidupan kita untuk bisa mengampuni.
2.      Besikap obyektif ( mengoreksi pada diri sendiri akan kesalahan/kekurangan yg menyebabkan kebencian, kemarahan,dendam orang lain).
3.      Mengampuni yang lahir dari hati yang tulus dan niat hati yang baik.
Tuhan membantu untuk kita untuk mengampuni sesama, bahwa Tuhan  memberi hikmat supaya dapat mengampuni orang lain dan  bersedia mohon maaf pada orang lain atas kesalahan yang dilakukan terhadap orang lain (jangan mengandalkan kekuatanmu sendiri).
Tuhan Yesus sudah mengampuni dengan mati di atas kayu salib.

Kita harus mengampuni?
            Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami (Matius 6: 9-13)
Karena itu berdoalah demikian:  9  Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin

Matius 6: 11-15,
14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."  Ayat ini menegaskan bahwa pengikutNya harus bersedia mengampuni kesalahan orang lain. Tuhan sudah mengampuni maka kita harus mengampuni kesalahan orang lain. Tuhan Yesus memberikan standar atau ukuran mengampuni orang lain secara tidak terbatas atau terus-menerus yang disimbolkan dengan mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali.

Kejadian 45: 1-14
Cerita Alkitab tentang pertemuan Yusuf dan saudara-saudaranya bahwa Yusuf mengampuni saudara-saudaranya.



Matius 18: 22-25
Perumpamaan tentang pengampunan ini mengajarkan bahwa pengampunan Allah diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang berdosa yang bertobat maka kita harus mengampuni sesama
Allah telah terlebih dahulu mengampuni kita, Dia mengirimkan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita. Cara kita menjawab pengampunan Tuhan adalah dengan mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita ataupun rela meminta pengampunan pada seseorang yang kita rugikan dan sakiti.
Banyak orang masih merasa sulit untuk mengampuni orang lain maupun meminta pengampunan atas kesalahannya karena mereka selalu berpikir kalau dirinya benar. Memang, jika mengandalkan kemampuan diri sendiri, sulit untuk mengampuni orang lain begitu saja. Tetapi orang beriman dapat mengandalkan karunia Roh Kudus untuk membantu menggerakkan hatinya dalam mengampuni orang lain.